Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan fosil kepala Bubalus Paleokarabau (kerbau purba) di situs Grogolan Wetan, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh. Fosil tersebut dinilai sebagai masterpiece karena ditemukan dalam kondisi utuh. Rencananya fosil tersebut akan dipindahkan sebagai upaya konservasi.
Lokasi penemuan fosil tersebut dilereng bukit dengan kemiringan 40
derajat, di dekat lokasi tersebut pada 2011 pernah dilakukan penggalian
dengan penemuan beberapa artefak. Sementara pada 2013, tim yang diketuai
Prof. Truman Simanjuntak ini, kembali melakukan penggalian. Ternyata
dua meter dari lokasi kotak gali tersebut ditemukan fosil kepala
kerbau.
Koordinator lapangan ekavasi situs Grogolan Wetan, Ruly Fauzi, saat ditemui Solopos.com di lokasi penggalian, Selasa (3/9/2013), mengatakan temuan fosil kepala ini merupakan masterpiece
karena keutuhan bentuknya. Dia mengungkapkan sejak ditemukan, Sabtu
(31/8), empat hari tim melakukan pembersihan material tanah pada fosil
tersebut.
“Kami akan melakukan pembersihan kemudian akan memberikan zat untuk
memperkuat fosil yang rapuh ini, selanjutnya akan kami tuangkan silikon
atau fiber untuk membuat cetakan. Fosil ini akan kami angkat, tetapi
dilokasi ini akan dibuat display,” ujar pria yang pernah menempuh pendidikan di Italia ini.
Pada awalnya, benda purbakala ini ditemukan oleh pengawas tim
ekavasi, Jatmiko, yang melihat sebentuk batu di dinding tebing. Setelah
dilakukan pembongkaran, ternyata ditemukan fosil kepala dengan rentang
tanduk 1,20 meter. Diduga kepala kerbau ini sudah berumur
700.000-800.000 tahun karena ditemukan pada lapisan tanah kabuh.
“Penemuan masterpiece ini menjadi penemuan yang murni dari
proses penggalian secara sistematis. Kebanyakan fosil di museum
merupakan penyerahan dari masyarakat. Untuk itu dalam proses ini kami
lakukan pencatatan secara detail baik tulisan dan gambar sebagai bahan
penelitian,” terang dia.
Sementara itu, Arkeozolog, Mirza Ansyori, mengatakan jenis kerbau
purba ini merupakan hewan migrasi dari daratan Asia Tengah. Pada zaman early pleistosen laut diantara daratan Asia Tengah dengan daratan Jawa (sundaland)
seringkali mengalami surut. Pada kondisi tersebut beberapa hewan
melakukan migrasi, namun pada saat air pasang hewan-hewan tersebut
akhirnya terjebak.
“Bubalus Paleokarabau ini merupakan hewan purba yang bermigrasi pada satu gelombang awal migrasi Early pleistosen, bersamaan dengan Stegodon (gajah purba) dan Servus (rusa),”
Sumber : Solo Pos
0 Komentar